TIPS- TIPS MENGENDALIKAN RASA MARAH
- Timr Out
- Tarik Nafas Kesadaran Satu
- Tarik Nafas Kesadaran Dua
- Tukar Peran
- Pikirkan Realitas
- LIhat Beberapa Pilihan
- Hadapi Konflik Kecil
- Jangan Sampai Kamu Hancur oleh Rasa Marah
- Hindari Sikap Bak Korban
Jumat, 27 Maret 2009
Diposting oleh nov_ama di 22.06
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Trenggalek, 02 Oktober 2008
Harus ku akui sukar untuk menjelaskan, untuk apa semua ini kulakukan.
Semua hanya memperlihatkan kerinduan gambaran perasaan. Dunia jauh mengabur, laksana kabut senja yang menerawang cakrawala. Kusucikan bibir ini dengan api suci untuk berbicara tentangmu, namun tubuh ini diam dan sendiri, cekam berlalu dengan beku.
Kadang semua ini terasa sulit bagiku, aku merasa bumi yang kupijak penuh dengan kebohongan. Semua terasa dekat dan pengap. Seolah aku merasa sendiri di dunia ini.
Namun dalam kesendirian itu aku mencoba untuk melangkah walau dalam ketidakpastian. Aku hanya bermimpi bisa melihat dunia bagai suatu prosesi yang mengitari padang rumput hijau.
Kuingin memanggil semua bintang, kuingin hidup yang tak pernah mati bersamamu, kuingin memelukmu dalam hujan, ingin kucium senyummu dan kurasakan sakitmu.
Dalam mimpi itu kau memanggilku, maka kuikuti walapun jalan yang terjal dan berliku. Sayapmu merangkulku, dan aku pasrah serta menyerah, walau aku tahu pedang yang tersembunyi dibalik sayap itu melukaiku.
Akupun terlungkai, terkapar dilembah kesunyian, kuhanya bisa terombang-ambing, mengambang dan lumpuh tanpa daya. Hanya satu penantianku,cintamu. Karenanya yang mengajarkanku untuk melindungimu dari kebohongan nyata, bahkan dari diriku sendiri.
Aku tidak bisa melupakanmu sesaatpun. Kurasakan kerinduan ini demikian lama, tanpa mampu menceritakan kepada siapapun.
Ku tahu, dalam pandanganmu semua ini hanya kegilaan belaka, namun bagiku, kau adalah cinta sejatiku. Mungkin besok takdir akan membawa dirimu ketengah-tengah kehidupan damai bersama orang lain, tapi akan membawaku kepada perjuangan batin dan kesengsaraan. Kau akan melihat keindahan, sedangkan aku akan berada dalam cekikan kesepian.
Namun aku akan mendirikan sebuah patung cinta dan akan ku memujanya. Cinta itu akan menjadi satu-satunya selimut bagiku, akan kupakai dalam dinginnya malam, waktu subuh cinta itu akan membangunkanku dan membawaku ketempat yang jauh. Kala siang akan menuntunku kesebuah pohon yang rindang, mengajakku beristirahat dan bercanda dengan burung-burung geraja. Sore hari cinta itu akan membawaku kepinggir sungai untuk merasakan segarnya air jiwa. Dan waktu malam hari cinta akan menjadi lilin dalam kegelapanku.
Kadang aku menangis saat aku sadar semua ini telah hilang. Wahai cinta, tidaklah kau merasakan kesedihanku.
Kini yang kulakukan hanya menunggu, menunggu matahari terbit dari punggung pucuk gunung yang menyepuh pepohonan dengan rona keemasannya.
Percayalah walaupun kulit ini mulai bersisik, tulang ini ini akan bersekutu dengan tanah dan matahari enggan menyinari lagi, aku akan selalu disini untukmu.
Posting Komentar